Belajar mengajar adalah
suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok secara
sadar dan memiliki tujuan. Tujuannya berkaitan dengan arah dibawa kemana proses
belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar interaksi dapat menjalankan
fungsi sebagai media komunikasi agar mampu membawa perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perlu adanya pola interaksi
sebagai cara kerja atau bentuk arah komunikasi. Pola yang dimaksudkan ialah
cara kerja atau bentuk komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan siswa, siswa
dengan guru, dan siswa dengan siswa. Maka dengan itu diperlukannya bentuk atau
jenis dari pola interaksi sebagai cara kerja atau bentuk agar terjadinya
interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa
dengan siswa.
Kecenderungan manusia untuk
berhubungan dengan yang lain melahirkan komunikasi dua arah, baik melalui
bahasa dan tindakan atau perbuatan. Karena ada aksi, maka reaksipun terjadi dan
inilah unsur yang membentuk interaksi. Naun perlu dipahami bahwa interaksi
sebagaimana dijelaskan di atas tidak sama dengan interaksi pendidikan. Oleh
karenanya, interaksi di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi interaksi
yang bernilai pendidikan. Menurut Djamarah interaksi pendidikan ini terjadi
dengan sadar yang didasari atas tujuan untuk mengubah tingkah laku dan
perbuatan seseorang. Dengan demikian, memunculkan istilah guru di satu pihak
dan anak didik di lain pihak. Keduanya berada dalam interaksi pendidikan dengan
posisi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda, namun bersama-sama mencapai
tujuan.
Proses pembelajaran tatap
muka antara guru dengan siswa biasanya dilakukan di dalam kelas (ruang), guru
dalam proses itu lebih berfungsi sebagai pesan dan siswa penerimanya. Meskipun
komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran termasuk komunikasi
publik atau kelompok, guru sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi
antarpersonal; hal ini bisa dilakukan karena proses komunikasi tatap muka
dikelas mempunyai kelompok yang relatif kecil. Terjadinya komunikasi dua
arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat
dan tanggapan atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Sikap
responsif siswa tentunya tidak hanya merespon guru saja tetapi dapat merespon
siswa lain yang telah lebih dahulu memberikan setimulus (pendapat, tanggapan
atau pertanyaan) dalam kondisi seperti ini maka telah terjadi komunikasi multi
arah. Jika siswa pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan atanpa ada
gairah untuk mengekspresikan suatu pertanyaan atau peryataan, maka meskipun
komunikasi bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung komunikasi satu arah.
Menurut Sumiati dan Asra
“proses interaksi dalam mengajar terjadi antara unsur guru, isi pembelajaran,
dan siswa. Proses interaksi itu dapat di gambarkan dalam bagan seperti berikut:
a. Pola
dasar interkasi dalam pembelajaran
Gambar: Proses Interaksi
dalam Pembelajaran
b. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada isi
Gambar : pembelajaran
dengan kegiatan berpusat pada isi
c. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru
Gambar : pembelajaran
dengan kegiatan berpusat pada guru
d. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada siswa.”
Gambar : pembelajaran
dengan kegiatan berpusat pada siswa
Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :
a. Pola
dasar interkasi dalam pembelajaran
Pola dasar interaksi
terbagi kedalam tiga unsur, yaitu dengan adanya guru yang mengajarkan, siswa
yang diajarkan dan materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru atau yang
dipelajari oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar sangat bergantung kepada
guru, karena secara langsung guru yang mengatur proses berjalannya kegiatan
pembelajaran. Pengunaan metode sangat mempengaruhi terhadap dominasi guru dan
siswa terhadapa proses pembelajaran.
Pola interaksi sebagaimana
digambarkan oleh gambar di atas masih bersifat pola dasar. Artinya dapat
terlihat unsur mana dari ketiga unsur di atas mendominasi proses interaksi
dalam pembelajaran. Pola dasar ini dapat dijadikan dasar mengkaji berbagai gaya
mengajar yang dimiliki oleh seorang guru. Sebab kita amati praktek pembelajaran
dewasa ini telah dijalankan, ternyata dapat membeda-bedakan gaya mengajar yang
beraneka ragam. Disini tampak, bahwa adakalanya guru mendominasi proses
interaksi, adakanya isi mendominasi proses interaksi, adakalanya siswa
mendominasi proses interaksi, dan adakalanya baik guru maupun siswa secara
seimbang.
Pada penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa ketiga unsur seperti, guru, siswa dan isi atau
materi pembelajaran masih saling mempengaruhi dan saling tidak memiliki
dominasi yang begitu kuat terhadap keberlangsungan pola interaksi. Dan pola
interaksi yang terdiri pada unsur-unsur tersebut di jadikan pola dasar dalam
proses pembelajaran agar terjadinya proses pembelajaran yang interaktif.
b. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada isi
Pada gambar di atas dapat
dilihat, bahwa dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi
pembelajaran di satu kutub, dan siswa mempelajari isi pembelajaran di kutub
lain, namun terlihat berpusat pada isi/materi pembelajaran dalam praktek,
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adakalanya terlihat kegiatan
yang semata-mata berpusat pada guru, dan adakalanya pula berpusat pada siswa.
Jadi dapat disimpulkan,
bahwa pada penjelasan di atas memaparkan kegiatan belajar mengajar berpusat
pada isi atau materi pembelajaran yang dilakukan baik oleh guru sebagai
pengajar maupun siswa yang belajar.
c. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru
Pada pembelajaran yang
kegiatannya semata-mata berpusat pada guru, pada umumnya terjadi proses yang
bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. dalam praktek
pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada di pihak guru, sedangkan siswa
hanya menerima dan diberi pembelajaran (pasif).
Pada pembelajaran
ini, guru menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan pada prakter pembelajaran
sepenuhnya di pihak guru. Dalam hal ini, guru memiliki peran sebagai pusat
informasi dan juga pusat belajar siswa, dimana guru sumber belajar siswa
melalui materi pelajaran yang di sampaikan olehnya.
d. Pola
interaksi dalam pembelajaran berpusat pada siswa
Pada pembelajaran yang
kegiatannya semata-mata berpusat pada siswa, siswa merencanakan sendiri materi
pembelajaran apa yang akan dipelajari, dan melaksanakan proses belajar dalam
mempelajari materi pembelajaran tersebut. Kegiatan dalam pembelajaran lebih
banyak didominasi oleh siswa, sedangkan guru lebih banyak bersifat permisif,
yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan siswa dalam mempelajari apapun
yang dimauinya.
Maka dapat disimpulkan
bahwa ada pembelajaran ini, kegiatan belajar mengajar terdapat di pihak siswa.
Keberlangsungan proses pembelajaran diperankan oleh siswa, sehinnga siswa yang
menyiapkan materi pembelajarannya yang akan menjadi bahan ajar untuk siswa
sendiri.
Ada tiga pola komunikasi
antara guru dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi
sebagai aksi, komunikasi sebagai interakasi, dan komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai
pemberi aksi dan anak didik sebagai guru penerima aksi. Guru aktif dan anak
didik pasif. Mengajar di pandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
Dalam komunikasi sebagai interakasi atau komunikasi dua arah, guru berperan
sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa
sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak
didik akan terjadi dialog. Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi
banyak arah, komunikasi tidak terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik
dituntut lebih aktif dari pada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi
sebgai sumber belajar bagi anak didik lain.
Ketiga pola yang dikemukakan
oleh Dr. Nana Sudjana pada buku Guru dan Anak Didik dalam interaksi
edukatif, tidak bisa dipertentangkan dengan pendapat Drs. Moh. Uzer Usman
pada buku Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif. Karena
keduanya sependapat bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka
ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan
mandiri yang dilakukan oleh anak didik.
Dalam jenis pola interaksi
ini pendapat Drs. Moh. Uzer Usman, juga “mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut;
a. Pola Guru
– anak didik adalah komunikasi sebagai aksi (satu arah)
b. Pola guru
– anak didik – guru adalah ada balikan (feedback) bagi guru, tidak
ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)
c. Pola guru
– anak didik – anak didik adalah ada timbal balik bagi guru, anak didik saling
belajar satu sama lain.
d. Pola guru
– anak didik, anak didik – guru, anak didik – anak didik adalah Interkasi
optimal guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik (komunikasi
sebagai transaksi, multi arah).
e. Pola
melingkar adalah setiap anak didik mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan
atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap anak didik
belum mendapat giliran.”
Menurut Sumiati dan Asra
pada buku Metode Pembelajaran “dalam proses pembelajaran, pola-pola komunikasi
yang terjadi adakalanya bersifat searah, dua arah, atau komunikasi banyak
arah.”
Untuk dapat lebih jelasnya
di uraikan sebagai berikut:
a. Komunikasi
satu arah
Keberlangsungan komunikasi satu arah biasanya di dominasi oleh
guru. Karena proses pembelajaran berlangsung, hanya guru yang berperan aktif
yaitu menyampaikan materi pembelajaran sehingga dominasi peran siswa menjadi
lebih pasif, siswa mendengarkan dan guru menyampaikan.
Komunikasi satu arah
terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dengan cara penuangan atau
penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada siswa. Jadi arah komunikasi
adalah dari guru kepada siswa. suasana kelas biasanya tenang dan tertib, tidak
ada suara, kecuali yang ditimbulakan oleh guru keadaan ini disebut pola guru –
siswa dengan komunikasi sebagai aksi/satu arah.
Dapat disimpulkan bahwa
pola satu arah atau komunikasi sebagai aksi merupakan pola yang didominasi oleh
pihak guru selama proses pembelajaran. Guru hanya menerangkan atau menyampaikan
materi pembelajaran dan siswa mendengarkan dan menyimak dengan baik.
b. Komunikasi
dua arah
Komunikasi dua arah dalam
proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arus balik dalam komunikasi yaitu
datang dari siswa kepada guru, selain dari guru kepada siswa. Komunikasi
semacam ini terjadi jika proses pembelajaran dilakukan, misalnya dengan
menggunakan metode atau teknik tanya jawab atau tidak ceramah saja. Suasana
kelas dengan pola komunikasi dua arah jauh lebih hidup dan lebih dinamis dari
suasana komunikasi satu arah. Ditandai dengan adanya umpan balik bagi guru
meskipun kurang bahkan tidak ada komunikasi antar siswa. Keadaan seperti ini
disebut pola guru-siswa-guru dengan komunikasi sebagai interakasi.
Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa keberlangsungan pola dua arah atau komunikasi arus
balik terjadi karena adanya komunikasi yang datang dari siswa kepada guru atau
guru kepada siswa. Terjadinya pola ini karena pengguna metode atau teknik tanya
jawab atau tidak ceramah. Pada kegiatan pembelajaran ini suasana kelas lebih
interaktif karena adanya timbal balik antara guru dan siswa dan saling
mendominasi.
c. Komunikasi
banyak arah
Komunikasi banyak arah
dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arah komunikasi ke segenap
penjuru dan masing-masing berlangsung secara timbal balik. Arah komunikasi bisa
terjadi dari guru ke siswa, siswa ke siswa dan siswa ke guru. Suasana kelas
memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar secara hidup dan dinamis.
Untuk meningkatkan keaktifan belajar, pola komunikasi yang diciptakan oleh guru
mempunyai arah banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta
suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar secara aktif.
Ditandai dengan adanya umpan balik/feedback bagi guru. Komunikasi bukan hanya
antara guru dengan siswa, melainkan juga siswa dengan siswa. Keadaan seperti
ini disebut pola guru – siswa – siswa dengan komunikasi sebagai interaksi.
Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa komunikasi banyak arah dapat memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran yang lebih interaktif yang dilakukan oleh guru maupun
siswa. Dengan adanya timbal balik yang dilakukan oleh guru maupun siswa dapat
menningkatkan keaktifan belajar.
Jika disimak secara lebih
dalam sasaran pembelajaran adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Oleh karena itu kegiatan siswa yang bersifat aktif dalam mempelajari materi
pembelajaran tertentu sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dalam kegiatan
belajar siswa, diperlukan pula kegiatan yang bersifat aktif pada pihak guru,
yaitu dengan memberikan bimbingan, dorongan, rangsangan dan arahan tentang apa
yang sepatutnya dipelajari dan bagaimana mempelajarinya, serta membantu
siswa-siswi tertentu yang mendapat kesulitan belajar. Pada proses pembelajaran
semacam ini keaktifan dalam melakukan kegiatan tidak hanya semata-mata berada
pada guru semata, atau pada pihak siswa, melainkan tercermin pada adanya
kegiatan guru yang bersifat aktif dalam mengajar, dan kegiatan siswa yang
bersifat pula dalam belajar.
Untuk meningkatkan
keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-baiknya dan
pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara semacam
ini, diharapkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang
berpusat pada guru, maupun yang berpusat pada siswa. Diketahui keberhasilan
belajar melalui suatu penilaian yang dilakukan di akhir pembelajaran. Atas
dasar penjelasan di atas, proses pembelajaran merupakan upaya mempertemukan dua
kutub ekstrim, yaitu guru aktif – siswa pasif, dan guru pasif – siswa aktif,
sehingga terjadi keseimbangan keaktifan, baik di pihak guru maupun dipihak
siswa.
Pandangan seorang guru
tentang apa yang dimaksud dengan mengajar memberi warna pada metode
pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagai suatu misal, guru yang berpandangan
bahwa mengajar adalah menyampaikan pembelajaran kepada siswa, tentu akan
menggunakan metode pembelajaran yang bersifat pemberian informasi kepada siswa
tentang materi pembelajaran yang diajarkan. Sebaliknya, jika guru berpandangan
bahwa, mengajar adalah membimbing siswa belajar, metode pembelajaran yang
digunakan adalah membantu siswa dalam mempelajari materi pembelajaran.
Pola tersebut dapat
digambarkan dengan pembagian tiga bentuk pola interaksi, antara lain;
komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan komunikasi tiga arah arah atau
banyak arah. Karena dengan adanya berbagai bentuk dari pola interaksi ini akan
mempengaruhi terhadap metode yang dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran
inilah yang menjadi nilai penting terhadap keberlangsungan pola interaksi
sebagai medium dari proses belajar mengajar. Guru memiliki peran penting dalam
dalam proses belajar mengajar, karena guru seharusnya mengenali siswa dengan
baik melalui interaksi yang lebih baik sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuannya.
[1] Huda, Miftahul,
Interaksi Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press. 2008)
[2] Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran, (Jakarta; Gaung Persada Press, 2010)
[3] Sumiati dan asra. Metode
Pembelajaran. (Bandung. CV. Wacana Prima. 2008)
[4] Djamrah, Syaiful
Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar