Senin, 11 November 2013

Jenis-Jenis Pola Interaksi

Belajar mengajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok secara sadar dan memiliki tujuan. Tujuannya berkaitan dengan arah dibawa kemana proses belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar interaksi dapat menjalankan fungsi sebagai media komunikasi agar mampu membawa perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perlu adanya pola interaksi sebagai cara kerja atau bentuk arah komunikasi. Pola yang dimaksudkan ialah cara kerja atau bentuk komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Maka dengan itu diperlukannya bentuk atau jenis dari pola interaksi sebagai cara kerja atau bentuk agar terjadinya interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa.

Kecenderungan manusia untuk berhubungan dengan yang lain melahirkan komunikasi dua arah, baik melalui bahasa dan tindakan atau perbuatan. Karena ada aksi, maka reaksipun terjadi dan inilah unsur yang membentuk interaksi. Naun perlu dipahami bahwa interaksi sebagaimana dijelaskan di atas tidak sama dengan interaksi pendidikan. Oleh karenanya, interaksi di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi interaksi yang bernilai pendidikan. Menurut Djamarah interaksi pendidikan ini terjadi dengan sadar yang didasari atas tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Dengan demikian, memunculkan istilah guru di satu pihak dan anak didik di lain pihak. Keduanya berada dalam interaksi pendidikan dengan posisi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda, namun bersama-sama mencapai tujuan.

Proses pembelajaran tatap muka antara guru dengan siswa biasanya dilakukan di dalam kelas (ruang), guru dalam proses itu lebih berfungsi sebagai pesan dan siswa penerimanya. Meskipun komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran termasuk komunikasi publik atau kelompok, guru sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersonal; hal ini bisa dilakukan karena proses komunikasi tatap muka dikelas mempunyai kelompok yang relatif kecil.  Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat dan tanggapan atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Sikap responsif siswa tentunya tidak hanya merespon guru saja tetapi dapat merespon siswa lain yang telah lebih dahulu memberikan setimulus (pendapat, tanggapan atau pertanyaan) dalam kondisi seperti ini maka telah terjadi komunikasi multi arah. Jika siswa pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan atanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pertanyaan atau peryataan, maka meskipun komunikasi bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung komunikasi satu arah.

Menurut Sumiati dan Asra “proses interaksi dalam mengajar terjadi antara unsur guru, isi pembelajaran, dan siswa. Proses interaksi itu dapat di gambarkan dalam bagan seperti berikut:
a.    Pola dasar interkasi dalam pembelajaran
Gambar: Proses Interaksi dalam Pembelajaran
b.    Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada isi
 
Gambar : pembelajaran dengan kegiatan berpusat pada isi
c.    Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru
 
Gambar : pembelajaran dengan kegiatan berpusat pada guru
d.   Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada siswa.”
Gambar : pembelajaran dengan kegiatan berpusat pada siswa
Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :

a.       Pola dasar interkasi dalam pembelajaran
Pola dasar interaksi terbagi kedalam tiga unsur, yaitu dengan adanya guru yang mengajarkan, siswa yang diajarkan dan materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru atau yang dipelajari oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar sangat bergantung kepada guru, karena secara langsung guru yang mengatur proses berjalannya kegiatan pembelajaran. Pengunaan metode sangat mempengaruhi terhadap dominasi guru dan siswa terhadapa proses pembelajaran.

Pola interaksi sebagaimana digambarkan oleh gambar di atas masih bersifat pola dasar. Artinya dapat terlihat unsur mana dari ketiga unsur di atas mendominasi proses interaksi dalam pembelajaran. Pola dasar ini dapat dijadikan dasar mengkaji berbagai gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru. Sebab kita amati praktek pembelajaran dewasa ini telah dijalankan, ternyata dapat membeda-bedakan gaya mengajar yang beraneka ragam. Disini tampak, bahwa adakalanya guru mendominasi proses interaksi, adakanya isi mendominasi proses interaksi, adakalanya siswa mendominasi proses interaksi, dan adakalanya baik guru maupun siswa secara seimbang.

Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga unsur  seperti, guru, siswa dan isi atau materi pembelajaran masih saling mempengaruhi dan saling tidak memiliki dominasi yang begitu kuat terhadap keberlangsungan pola interaksi. Dan pola interaksi yang terdiri pada unsur-unsur tersebut di jadikan pola dasar dalam proses pembelajaran agar terjadinya proses pembelajaran yang interaktif.

b.        Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada isi
Pada gambar di atas dapat dilihat, bahwa dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi pembelajaran di satu kutub, dan siswa mempelajari isi pembelajaran di kutub lain, namun terlihat berpusat pada isi/materi pembelajaran dalam praktek, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adakalanya terlihat kegiatan yang semata-mata berpusat pada guru, dan adakalanya pula berpusat pada siswa.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pada penjelasan di atas memaparkan kegiatan belajar mengajar berpusat pada isi atau materi pembelajaran yang dilakukan baik oleh guru sebagai pengajar maupun siswa yang belajar.

c.         Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada guru, pada umumnya terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. dalam praktek pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada di pihak guru, sedangkan siswa hanya menerima dan diberi pembelajaran (pasif).

Pada  pembelajaran ini, guru menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan pada prakter pembelajaran sepenuhnya di pihak guru. Dalam hal ini, guru memiliki peran sebagai pusat informasi dan juga pusat belajar siswa, dimana guru sumber belajar siswa melalui materi pelajaran yang di sampaikan olehnya.

d.      Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada siswa
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada siswa, siswa merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari, dan melaksanakan proses belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Kegiatan dalam pembelajaran lebih banyak didominasi oleh siswa, sedangkan guru lebih banyak bersifat permisif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan siswa dalam mempelajari apapun yang dimauinya.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada pembelajaran ini, kegiatan belajar mengajar terdapat di pihak siswa. Keberlangsungan proses pembelajaran diperankan oleh siswa, sehinnga siswa yang menyiapkan materi pembelajarannya yang akan menjadi bahan ajar untuk siswa sendiri.

Ada tiga pola komunikasi antara guru dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interakasi, dan komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai guru penerima aksi. Guru aktif dan anak didik pasif. Mengajar di pandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran. Dalam komunikasi sebagai interakasi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak didik akan terjadi dialog. Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih aktif dari pada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebgai sumber belajar bagi anak didik lain.

Ketiga pola yang dikemukakan oleh Dr. Nana Sudjana pada buku Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, tidak bisa dipertentangkan dengan pendapat Drs. Moh. Uzer Usman pada buku Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif. Karena keduanya sependapat bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak didik.

Dalam jenis pola interaksi ini pendapat Drs. Moh. Uzer Usman, juga “mengemukakan pendapatnya sebagai berikut;
a.    Pola Guru – anak didik adalah komunikasi sebagai aksi (satu arah)
b.    Pola guru – anak didik – guru adalah ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)
c.    Pola guru – anak didik – anak didik adalah ada timbal balik bagi guru, anak didik saling belajar satu sama lain.
d.    Pola guru – anak didik, anak didik – guru, anak didik – anak didik adalah Interkasi optimal guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik (komunikasi sebagai transaksi, multi arah).
e.    Pola melingkar adalah setiap anak didik mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap anak didik belum mendapat giliran.”

Menurut Sumiati dan Asra pada buku Metode Pembelajaran “dalam proses pembelajaran, pola-pola komunikasi yang terjadi adakalanya bersifat searah, dua arah, atau komunikasi banyak arah.”

Untuk dapat lebih jelasnya di uraikan sebagai berikut:
a.       Komunikasi satu arah
Keberlangsungan komunikasi satu arah biasanya di dominasi oleh guru. Karena proses pembelajaran berlangsung, hanya guru yang berperan aktif yaitu menyampaikan materi pembelajaran sehingga dominasi peran siswa menjadi lebih pasif, siswa mendengarkan dan guru menyampaikan.

Komunikasi satu arah terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dengan cara penuangan atau penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada siswa. Jadi arah komunikasi adalah dari guru kepada siswa. suasana kelas biasanya tenang dan tertib, tidak ada suara, kecuali yang ditimbulakan oleh guru keadaan ini disebut pola guru – siswa dengan komunikasi sebagai aksi/satu arah.

Dapat disimpulkan bahwa pola satu arah atau komunikasi sebagai aksi merupakan pola yang didominasi oleh pihak guru selama proses pembelajaran. Guru hanya menerangkan atau menyampaikan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan dan menyimak dengan baik.

b.      Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arus balik dalam komunikasi yaitu datang dari siswa kepada guru, selain dari guru kepada siswa. Komunikasi semacam ini terjadi jika proses pembelajaran dilakukan, misalnya dengan menggunakan metode atau teknik tanya jawab atau tidak ceramah saja. Suasana kelas dengan pola komunikasi dua arah jauh lebih hidup dan lebih dinamis dari suasana komunikasi satu arah. Ditandai dengan adanya umpan balik bagi guru meskipun kurang bahkan tidak ada komunikasi antar siswa. Keadaan seperti ini disebut pola guru-siswa-guru dengan komunikasi sebagai interakasi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keberlangsungan pola dua arah atau komunikasi arus balik terjadi karena adanya komunikasi yang datang dari siswa kepada guru atau guru kepada siswa. Terjadinya pola ini karena pengguna metode atau teknik tanya jawab atau tidak ceramah. Pada kegiatan pembelajaran ini suasana kelas lebih interaktif karena adanya timbal balik antara guru dan siswa dan saling mendominasi. 

c.       Komunikasi banyak arah
Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arah komunikasi ke segenap penjuru dan masing-masing berlangsung secara timbal balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari guru ke siswa, siswa ke siswa dan siswa ke guru. Suasana kelas memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk meningkatkan keaktifan belajar, pola komunikasi yang diciptakan oleh guru mempunyai arah banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar secara aktif. Ditandai dengan adanya umpan balik/feedback bagi guru. Komunikasi bukan hanya antara guru dengan siswa, melainkan juga siswa dengan siswa. Keadaan seperti ini disebut pola guru – siswa – siswa dengan komunikasi sebagai interaksi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi banyak arah dapat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebih interaktif yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dengan adanya timbal balik yang dilakukan oleh guru maupun siswa dapat menningkatkan keaktifan belajar.

Jika disimak secara lebih dalam sasaran pembelajaran adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh karena itu kegiatan siswa yang bersifat aktif dalam mempelajari materi pembelajaran tertentu sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dalam kegiatan belajar siswa, diperlukan pula kegiatan yang bersifat aktif pada pihak guru, yaitu dengan memberikan bimbingan, dorongan, rangsangan dan arahan tentang apa yang sepatutnya dipelajari dan bagaimana mempelajarinya, serta membantu siswa-siswi tertentu yang mendapat kesulitan belajar. Pada proses pembelajaran semacam ini keaktifan dalam melakukan kegiatan tidak hanya semata-mata berada pada guru semata, atau pada pihak siswa,  melainkan tercermin pada adanya kegiatan guru yang bersifat aktif dalam mengajar, dan kegiatan siswa yang bersifat pula dalam belajar.

Untuk meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, maupun yang berpusat pada siswa. Diketahui keberhasilan belajar melalui suatu penilaian yang dilakukan di akhir pembelajaran. Atas dasar penjelasan di atas, proses pembelajaran merupakan upaya mempertemukan dua kutub ekstrim, yaitu guru aktif – siswa pasif, dan guru pasif – siswa aktif, sehingga terjadi keseimbangan keaktifan, baik di pihak guru maupun dipihak siswa.

Pandangan seorang guru tentang apa yang dimaksud dengan mengajar memberi warna pada metode pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagai suatu misal, guru yang berpandangan bahwa mengajar adalah menyampaikan pembelajaran kepada siswa, tentu akan menggunakan metode pembelajaran yang bersifat pemberian informasi kepada siswa tentang materi pembelajaran yang diajarkan. Sebaliknya, jika guru berpandangan bahwa, mengajar adalah membimbing siswa belajar, metode pembelajaran yang digunakan adalah membantu siswa dalam mempelajari materi pembelajaran.

Pola tersebut dapat digambarkan dengan pembagian tiga bentuk pola interaksi, antara lain; komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan komunikasi tiga arah arah atau banyak arah. Karena dengan adanya berbagai bentuk dari pola interaksi ini akan mempengaruhi terhadap metode yang dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran inilah yang menjadi nilai penting terhadap keberlangsungan pola interaksi sebagai medium dari proses belajar mengajar. Guru memiliki peran penting dalam dalam proses belajar mengajar, karena guru seharusnya mengenali siswa dengan baik melalui interaksi yang lebih baik sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya.



[1] Huda, Miftahul, Interaksi Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press. 2008)
[2] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta; Gaung Persada Press, 2010)
[3] Sumiati dan asra. Metode Pembelajaran. (Bandung. CV. Wacana Prima. 2008)

[4] Djamrah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif…….

Tidak ada komentar:

Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Individu : Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-n...