Terombang Ambing

Semua dipersiapkan dan direncanakan, dengan banyak perhitungan baik mental, kesehatan serta yang paling penting ialah jiwa itu sendiri. Satu persatu sudah mulai dipersiapkan, dari peralatan  yang mudah di dapat sampai yang sulit diperoleh. Dari makanan yang tahan lama sampai makanan yang mudah basi. Dari yang semua dibeli sampai semua di dapat dengan gratis. Semua diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Demi kelancara niat yang penuh ketulusan dan keikhlasan. Dimulailah perhitungan secara material yang dibutuhkan secara terperinci sehingga kebutuhan material dan masalah-masalah lain bisa di atasi dan di antisiapasi dengan baik.

Tepat setelah kumandang adzan zhuhur dan selepas sholat, kita awali semuanya dengan penuh semangat dan doa. Inilah awal dari petualangan kami bertiga. Hajir merupakan ketua kelompok dari petualangan kami semua, ucup ialah kepala logistic dan peralatan, dan satu lagi yang juga mempunyai peran penting dalam petualangan kami semua, ialah bella sang perekam jejak. Sebab bella membawa kamera, oleh sebab itu ia mempunyai peran penting dalam petualangan kami bertiga, sebab ialah yang merekam jejak petualangan kita semua. Dari berangkat dengan wajah yang penuh semangat, sampai wajah kusut otak error badan remuk dengan cengir kebahagiaan.

Mobil dengan warna hijau dan kuning, berukuran mini bus bertuliskan kode angka yang mengantarkan kami untuk mencapai tempat tujuan. Dengan muatan yang luar biasa banyaknya sampai-sampai kita kesulitan dalam menghitung jumlah penumpangnya karena tidak mempunyai celah kosong pada setiap sudut kendaraan itu, yang membuat orang melihatnya terkagum-kagum, terkesima dan juga kaget. Hamper seluruh penumpang di ajak untuk berdzikir sebab hawa sesak dan pusing yang menyebabkannya. Satu lagi yang menjadi perhatian banyak orang ialah tarif yang sangat terjangkau sekali, khususnya bagi rakyat Indonesia yang biasa makan nasi usus dengan kuah yang banyak.

Dengan kendaraan itu kita diantarkan ke sebuah terminal yang besar. Di terminal itulah kita jalani lagi petualangan kita selanjutnya dan mengantarkan kita untuk mencapai tempat tujuan. Inilah pos pertama tempat transit kita untuk mencari angkutan menuju tempat tujuan. Dengan cepat banyak orang yang memhampiri kami untuk mengajak menaiki kendaraannya, tapi itu bukan tujuan kita. Namun pada akhirnya kita pun menemui kendaraan yang kita cari. Sekarang kendaraan yang kita naiki lebih sejuk dan nyaman sebab ia memiliki AC, walaupun tariff yang dikenakan sedikit lebih mahal dari pada yang tidak berangin buatan alias tanpa AC. Hhehehe. Kenyamanan dan keamanan lah yang menjadi balasnya dari tarif yang lumayan untuk membeli dua bungkus nasi

Lepas landas lah kendaraan dari sarangnya menuju perjalanan yang  kita tuju. Didalam perjalanan itu pula kita banyak dikejutkan dengan berbagai macam aktivitas yang luar biasa yang tak jarang terlihat. Coba saja kalian pikirkan masa salak yang pertama dijual 5000 rupiah per lima buah pada akhirnya dijual sampai 5000 rupiah menjadi lima belas buah. Tapi tanpa diluar perkiraan kami, ternyata ada lagi sang penjual buah yang lebih heboh dan lebih enerjik dengan tikahnya yang lihay dan cablaknya. Pertama yang ia lakukan dengan cara memberinya sepotong buah melon yang d senut melon golden kepada hamper semua penumpang yang ada di dalam bus itu. Dengan bermodalkan kecablakannya dalam menawarkan dan membagi rasa buah itu, banyak para penumpang terluluhlantah olehnya. Gaya itulah yang menjadikan moment yang tak terlupakan si tukang melon golden. Hhaha

Hujan pun turun dengan perlahan, langit semakin gelap diwarnai bintang-bintang yang betebaran di hamparan luas yang tak terjangkau, di hiasi tetes demi tetes air yang turun dari langit, di sebelah kanan dan kiri terlihat pemandangan hijau yang menakjubkan, perjalanan pun semakin menanjak mendekati tujuan kita. Setelah hampir 5 jam lamanya kita terombang ambing di dalam bus itu. dari matahari yang menerangi sampai sang bulan yang datang menggatikan sang matahari karena kelelahan.

          
Akhirnya sampailah kita di tempat, Alhamdulillah.