Rabu, 08 Juli 2015

Yuk Menulis !!!

menulis dapat membantu pengetahuan saya sebagai pengalaman belajar maupun yang hanya sekedar hal-hal sepele sering terjadi namun terkadang menjadi suatu hal yang penting untuk di tulis. Dari sini lah saya mencoba untuk dapat membumikan apa saya terpikirkan oleh saya dan yang telah dilalui.

Seperti tokoh nasional yang tak pernah unjuk gigi pada buku pelajaran sekolah yaitu Ibrahim Datuk Tan Malaka, berkata bahwa “suara saya akan lebih keras dari dalam kubur” itu berarti bahwa sampai kapanpun tulisan tak dapat digantikan oleh apapun melainkan apaupun yang tak tertulis. Dari tulisan ini menjadi bukti nyata, ketika diri kita yang tak bisa menguraikan sesuai hal dan tidak dapat menjelaskannya dengan lidah yang terkadang tidak bisa berkompromi dengan hati. Dan pada akhirnya pikiran sebagai akomodator diantara keduanya merasakan kebimbangan untuk dapat memilih diantarnya. Yang pada akhirnya tulisan ini merupakan solusi yang tepat pada saat hati dan lidah tidak berkompromi dan selaras untuk dapat mengutarakannya. Sulitnya, kooperatif diantara kedua adalah jadi masalah utama yang tak terselesaikan. Lidah berkata lain tidak sesuai dengan hati, dan hati tidak dapat bertoleransi dengan lidah pada saat adahal yang tak perlu dikerjakan oleh lidah itu sendiri. Tepatnya kita mengatuhui solusi yang tepat namun menyelaraskan keduanya adalah suatu hal yang sulit dilakukan oleh siapapun. Terkecuali adalah orang-orang yang sudah mencapai puncak jika dapat dianalogikan melalui sebuah pegunungan.

Banyak dari sebagian orang masih berada pada proses perjalan untuk dapat mencapai puncak itu. Perlu konsistensi, kesungguhan dan intensitas untuk dapat mencapai puncak. Sudah naik menuju puncak terkadang lelah untuk melanjutkan perjalanannya. Istirahat sejenak untuk dapat melanjutkan perjalanan, akan tetapi yang terjadi adalah seringkali  kita asik dengan istirahat ketimbang melanjutkan perjalanan itu. Rasa nyaman adalah masalah, karena perlu kerja keras untuk mencapainya. Semakin lama kita istirahat makan semakin lama kita akan mencapai puncaknya. Semakin tinggi kita berada, akan semakin jauh dari garis start. Akan semakin sulit perjalanan yang akan kita lalui, karena rasa lelah yang dirasakannya. Menoleh kebelakang untuk melihat garis start adalah suatu hal yang mudah karena kita hanya tinggal turun ketimbang kita harus naik ke atas yang sulit untuk melihat garis finish. Perlu semangat yang tinggi, kerja keras untuk dapat mencapainya. Dilematisnya jika kita melihat seseorang yang masih berada dibawah. Dan beranggapan bahwa tak perlu cepat untuk mencapainya karena masih banyak yang berada dibawah dan lebih baik berjalan bersama untuk mencapainya. Dari sini, adahal yang perlu diperhatikan. Apakah pada saat kita berjalan atas kesepakatan kelompok atau individu? Jika atas kesepakatan kelompok maka penting untuk mencapai bersama-sama. Akan tetapi jika individu maka tak penting untuk melakukan perjalanan dengan menantikan orang lain yang ada disekitarnya. Karena pencapaian itu akan dirasakan oleh dirinya sendiri bukan orang lain ataupun kelompok. Sepertinya yang dikatakan oleh grup musik slank melalui sebuah lagu yang berjudul “slow but sure”. Solusi yang tepat untuk dijadikan motivasi dasar dalam menjalankan perjalan yang tak terukur oleh meteran. Atau pun “do the best” adalah kata mutiari yang menginspirasikan. Kata yang disampaikan oleh seseorang yang terbelenggu hingga kini dan menjadi prinsip dalam melakukan segala hal. Sudah pasti yang terbaik adalah suatu hal yang baik yang akan berdampak baik, seberapa besar dan kecilnya kebaikan itu adalah hal baik. Penilaian baik dan kurang baiknya adalah hasil. Karena dengan berusaha belum tentu pasti akan dapat mencapainy. Parameter usaha adalah bervarian. Usaha kecil, menengah atau tinggi. Sama halnya lembaga pendidikan seperti, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Ketika melakukan sesuatu hal pastinya perlu usaha, namun dalam prosesnya usaha itu sendiri. Ada pendukung dan penunjang untuk dapat mencapainya. Namun terkadang kita berhenti sesuai dengan kekuatan yang kita miliki dan belum tentu maksimal. Berbeda dengan usaha yang terbaik, sudah tentu pastinya bahwa dalam kondisi apapun dia sudah barang tentu memaksimalkan dengan segala kekuatan dan dukungan yang ada.

Banyak hal yang telah kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Banyak rasa yang telah kita alami, dan banyak bau yang tercium oleh siapapun dia. Yang kadang rasa bau yang tercium oleh orang lain dapat dinikmati jika baik untuknya, dan tak akan dapat diterima ketika rasa bau tidak sesuai dengan seleranya. Minimal, apapun yang orang lain rasakan bau itu, hanya melalui tulisanlah bahwa kita dapat meluruskan dan memaparkan sebuah rasa dalam diri yang mengakibatkan bau itu dapat dinikmati ataupun tidak. Pentingnya adalah bahwa penjelasan itu sebagai proses pemaham rasa untuk orang lain. Masalah orang lain dapat simpati atau tidaknya adalah nomor dua, akan tetapi pemahaman akan suatu hal adalah nilai yang tak dapat tergantikan. Pastinya diri kita selalu menikmati apapun bau yang tercium oleh kita, walau pun kita pasti punya penilaian sendiri tentang itu. Orang lain pastinya punya penilaian tentang apapun yang tercium olehnya.

Karena sampai kapanpun itu semua merupakan proses perjalanan hidup yang telah dilalui dan dialami yang pastinya orang lain tak akan bisa merasakannya. Pengalaman yang tak akan ternilai oleh materi, karena waktu terus berjalan dan takan dapat mundur untuk mengulangi kedua kalinya. Baik buruknya suatu hal yang telah dialami adalah suatu hal yang pasti semua orang akan merasakan hal itu. Siapapun itu, baik pejabat tinggi sekelas presiden maupun tukang cuci popok akan dapat merasakan itu semua. Dapat dikatakan buruk jika ada suatu hal yang dapat diukur baik, begitupun istilah baik yang dapat dikatakan baik bila ada suatu hal yang buruk.


Ciputat, 9 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Individu : Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-n...