Kekuatan Sosial dalam Perkembangan
Teori Sosiologi
Beberapa kekuatan sosial yang
melatarbelakangi munculnya teori-teori sosial dan sekaligus menjadi fokus
perhatian para ahli sosial, di antaranya adalah revolusi politik, revolusi
industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme,
urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan
teori-teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi di
beberapa negara terutama yang terjadi di kawasan Eropa Barat, di antaranya
adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris.
Perubahan berupa revolusi
sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak-dampak yang tidak
saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Hal
ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah-kaidah
baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu
upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut, serta
mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari.
Seperti perkembangan kehidupan politik (revolusi Prancis sejak tahun 1789
menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula,
pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah memacu munculnya pemikiran-pemikiran
baru di bidang sosial.
Kekuatan Intelektual Lahirnya
Teori Sosiologi
Beberapa kekuatan sosial yang
melatarbelakangi munculnya teori-teori sosial dan sekaligus menjadi fokus
perhatian para ahli sosial, di antaranya adalah revolusi politik, revolusi
industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme,
urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan
teori-teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi di
beberapa negara terutama yang terjadi di kawasan Eropa Barat, di antaranya
adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris.
Perubahan berupa revolusi
sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak-dampak yang tidak
saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Hal
ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah-kaidah
baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu
upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut, serta
mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari.
Seperti perkembangan kehidupan politik (revolusi Prancis sejak tahun 1789
menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula,
pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah memacu munculnya pemikiran-pemikiran
baru di bidang sosial.
Teori Sosiologi Menjelang Abad
Ke-20
Perkembangan teori sosiologi
pada abad ke-20 terjadi cukup pesat di Amerika. Hal ini terdorong oleh sejumlah
faktor, di antaranya adalah perubahan sosial masyarakat yang membutuhkan
pemecahan berdasarkan bidang ilmu tertentu secara cepat, dan didorong oleh
perkembangan ilmu terutama di bidang kemasyarakatan yang mampu mengkaji
masyarakat secara ilmiah.
Perkembangan teori sosiologi di
Amerika diawali oleh perkembangan keilmuan di dua universitas, yaitu di Chicago
University dan Harvard University. Namun demikian, dalam perjalanan waktu,
sejalan dengan persebaran para tokoh sosiologi ke beberapa universitas di
seluruh negeri, muncul pula universitas-universitas lain yang dianggap mampu
melahirkan beberapa teori penting dalam bidang sosiologi, seperti Columbia
University dan University of Michigan.
Di Chicago University dikenal
adanya sekelompok pemikir sosial yang disebut kelompok Chicago School.
Tokoh-tokoh sosiologi yang penting dari tempat ini adalah W.I. Thomas, Robert
Park, Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, dan Everett Hughess. Di
Harvard University, sosiologi berkembang melalui tokoh-tokoh seperti Talcott
Parsons, Robert K. Merton, Kingsley Davis, dan George Homans. Di samping itu,
perkembangan teori sosiologi di Amerika juga sedikitnya terpengaruh oleh sebuah
teori yang sering disebut-sebut sebagai teori di luar mainstream sosiologi di
Amerika, yaitu khasanah pemikiran dari kelompok teori Marxian.
Pengetahuan perkembangan teori
di Amerika sangat penting mengingat teori-teori yang berkembang di Amerika ini
kemudian menjadi pusat perhatian dunia pada tahun 1960-an dan 1970-an. Sejalan
dengan teori interaksionisme simbolik, bangkit pula teori pertukaran (exchange
theory) yang dikembangkan oleh George Homans berdasarkan pemikiran
psychological behaviorism dari B.F. Skinner.
Teori Sosiologi Setelah
Pertengahan Abad 20
Perkembangan teori
struktural-fungsional terlihat dari hasil karya para penerus Parsons yang
diakui telah menyumbang teori struktural fungsional, seperti karya Kingsley
Davis dan Wilbert Moore. Pandangannya menerangkan bahwa stratifikasi adalah
suatu struktur yang secara fungsional diperlukan bagi keberadaan masyarakat.
Merton pun (1949) menjelaskan bahwa struktural fungsional harus menangani
fungsi positif dan konsekuensi yang negatif (disfunctions).
Seperti teori umumnya, teori
struktural fungsional pun mendapat kritikan dari beberapa ahli lainnya. Bahkan
menjelang tahun 1960, dominasi struktural fungsional dianggap telah mengalami
kemerosotan. Puncak dan kemerosotan dominasi struktural fungsional sejalan
dengan kedudukan (dominasi) masyarakat Amerika di dalam tatanan dunia.
Sejalan dengan perkembangan
teori sturktural-fungsional, terdapat teori konflik sebagai karya Peter Blau,
yang dianggap menjadi cerminan dari teori struktural-fungsional. Padahal pada
awalnya Blau dapat dikatakan sebagai pengembang teori marxian. Hampir mirip
dengan karya Blau, dalam analisis marxian, adalah karya Mill mengenai sosiologi
radikal.
Pada tahun 1950-an, Mills
menulis sebuah buku yang mengkaji masalah revolusi komunis di Kuba dan pada
tahun 1962 menerbitkan buku berjudul The Marxists. Keradikalan Mills dalam
mengungkap fenomena sosial menjadikannya ia tersingkir dan menjadi ahli pinggiran
dalam kancah sosiologi Amerika. Bukunya yang terkenal adalah The Sociological
Imagination (1959). Isi buku tersebut diantaranya adalah upaya kritik Mills
terhadap Talcott Parsons.
Perkembangan selanjutnya adalah
teori pertukaran (exchange theory) yang dikembangkan berdasarkan pemikiran
psychological behaviorism. Dalam suasana kemunduran teori interaksionisme
simbolik Goffman mampu menempatkan pemikirannya sebagai awal kemunculan
analisis dramaturgi yang dianggap sebagai varian dari interaksionisme simbolik.
Pada tahun 1960-an dan tahun
1970-an muncul teori-teori sosiologi yang dikenal dengan perspektif sosiologi
kehidupan sehari-hari (sociology of everyday life), yang dikenal pula dengan
nama sosiologi fenomenologis dan etnometodologi. Sedangkan perkembangan teori
sosiologi pada dekade 1980-an dan 1990-an di antaranya adalah teori integrasi
mikro-makro (micro-macro integration), integrasi struktur-agensi
(agency-structure integration), sintesis teoritis (theoritical syntheses), dan
metateori (metatheorizing).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar